Jadi begini, saya
menemukan sebuah karangan, berupa narasi, pada soal ujian Mid Semester Genap
kurang lebih 2minggu lalu. Entah mengapa aku menyukai karangan itu. Nah, kali
ini saya ingin membuat resensi singkat mengenai kedua karangan tersebut.
Hitung-hitung saya belajar buat resensi, minimal ceritalah seperti di bawah
ini. Karena dulu, juga pernah disuruh buat resensi, tapi saya merasa agak sulit
pada waktu itu. Sekarang dilatihnya.
Karangannya berjudul
“The White Butterfly”. Narasi ini menceritakan seorang lelaki tua yang tidak
mau menikah lagi seumur hidupnya demi menjaga kesetiaannya kepada calon
istrinya dulu yang meninggal sebelum mereka menikah. Dan kini si istri
menampakkan wujudnya dalam rupa seekor kupu-kupu putih kepada keponakan
laki-lakinya karena si lelaki tua tersebut sedang sekarat akibat sakit. Tetapi
akhirnya si lelaki tua itu pun meninggal dengan kesetiaannya yang tetap Ia
jaga.
---
The
White Butterfly
And old man named Takaham lived in a little house behind of
the temple of Sozanji. He was extremely friendly and generally liked by his
neighbor, though most of them concidered him a little mad. That was because he
was very old but he did not want to get married. He did not have desire for
intimate relationship with women.
One summer day he become verey ill, so ill, in fact, that
sent for his sister-in-law and her son. They both came and did all they could
to bring comfort during his last hours. While Takaham fell asleep, they watched
a large white butterfly flew into the room
and rested on the old man’s pillow. The
young man tried to drive it away a fan, but it came back three times, as if it
was very loath to leave the suffer.
At last
Takaham’s nephew chased it out intothe garden, trough the gate, and into the
cemetery beyond, where it lingered over a waman’s tomb, and then mysteriously
dissappeared. On examing the tomb, he found the name “Akiko” written upon it,
together with a description narrating how Akiko died when he was eighteen.
Though the tomb was covered with moss and must have been erected fifty years
previously, the boy saw that it was surrounded flower, and that the little
water tank had been recently fillled.
When the young man returned to the house he found that
Takahama had passed away, and he returnes to his mother and told her whaat he
had seen in cemetary.
“Akiko?” murmured his mother. “When your uncle was young he
has betrothed to Akiko. She died shortly before her wedding day. When Akiko
left this world, your uncle resolved never to marry, and to live ever near her
grave. For all these years, he was remained faithfull to his vow, and kept in
his heart all the sweet memories of his one and only one love. Everyday
Takahama went to the cemetery, wheter the air was fragrant with summer brezee
or thick with falling snow. Everyday he went to her grave and prayed for her
happiness, swept the tomb and set flower there. When Takaham was dying, and he
could no longer perform his loving task, Akiko came for him. That white
butterfly was her sweet and loving soul.”
---
Nah itulah ceritanya.
Cerita yang sangat bagus menurut saya. Mampu membuat saya merinding, saya
pribadi, heheh. Sebenarnya cerita yang menceritakan tentang seseorang yang
tidak mau menikah lagi karena pasangannya lebih dulu meninggal, sudah sangat
biasa dan telah menjamur. Tetapi ada daya tarik tersendiri yang dimiliki cerita
ini, bukan? Mungkin karena struktur setiap kalimatnya sangat bagus (struktur
yang sulit menurut saya) sehingga menambah nilai maknanya.
Kadang struktur yang
tidak biasa, mampu membuat suatu karangan menjadi lebih indah. Contohnya : kita
biasanya mengetahui arti bahasa Inggris “tidak dapat melakukan” adalah “can’t
do something”. Tetapi perhatikan kalau kita menggunakan “can do nothing”, kan
terlihat lebih indah dan berseni. Begitu juga pada narasi ini. Seperti “He did
not have desire for intimate relationship with women,”, sebenarnya bisa saja
penulis membuat “He didn’t wanna have a marriage anymore”.
Pemilihan kata yang
sangat jempolan! Terkadang dalam bahasa Inggris, penggunaan kata yang tidak
biasa, pengganti kata (ungkapan), yang tergolong sulit, justru memberi kesan
yang sangat baik. Misalnya, “mimpi buruk” berarti “bad dream”, tetapi alangkah
baik kalau diganti dengan “nightmare”, bukan? nah semua itu, dimiliki narasi
ini. Terdapat di, “He did not have desire
for intimate relationship with women,” (desire artinya keinginan) bisa saja
penulis membuat “He did’t wanna intimate relationship with women. Tetapi
penulis lebih memilih untuk menggunakan desire, dan sangat tepat! Lagi, “While
Takaham fell asleep, they watched a large white butterfly flew into the room and rested on the old man’s
pillow”, (rested;rest berarti terbaring;tidur;terletak), penggunaan rested pada
kalimat itu menimbulkan kesan bahwa kata itu memiliki majas personifikasi,
sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa kata rested berarti hinggap, karena untuk si kupu-kupu. Lagi, penulis lebih sering
meggunakan cemetery dan tomb dibanding dengan grave untuk mengartikan kuburan. Lagi, “ the young man tried to drive it away a
fan”, di sini penulis ingin mengartikan “orang muda itu mencoba untuk
mengusirnya (si kupu-kupu) dengan sebuah kipas” dan yang mengesankan, penulis
memakai kata drive yang sebenarnya
artinya mengedarai. Sama hal dengan rested tadi, menimbulkan kesan yang tidak
biasa. Lagi, “Though the tomb was covered with moss and must have been erected
fifty years previously”, kebanyakan
biasanya kita akan membuat fifty years ago,
bukan? Naaah. Dan terakhir, “When Akiko left
this world,” bisa saja diganti dengan had
passed atau died. Saya yakin
kalian setuju, kan? Sangat mengesankan.
Pada narasi ini juga
terdapat kalimat yang sebenarnya sudah sangat jelas, tetapi tetap dijelaskan
lagi, yang menurut saya memberi bilai tambah makna. Akan saya tunjukkan.
Terdapat di, “Everyday Takahama went
to the cemetery, wheter the air was fragrant with summer brezee or thick with
falling snow.” Sudah tercantum setiap
hari! Kalau sudah dikatakan setiap hari, berarti tidak ada satu hari pun
yang terlewatkan, bukan? Naah, tetapi masih juga dijelaskan wheter the air was fragrant with summer
brezee or thick with falling snow (walaupun udara harum dengan wangi musim
panas atau tebal dengan salju). Lagi, “When Takaham was dying, and he could no
longer perform his loving task”, ya ampun! Siapa pun tau, kalau sudah
meninggal, tak akan bisa lagi menunjukkan cintanya. Jangankan menunjukkan
cintanya, bernapas saja pun sudah tidak bisa lagi. Tetap saja dijelaskan lagi.
Tapi itulah yang mantap! Benar dan nyata.
Tetapi walaupun cerita
ini sangat memuaskan, ada sedikit kejanggalan yang saya temukan. Seperti, “On
examing the tomb, he found the name “Akiko” written upon it, together with a description narrating how Akiko died
when he was eighteen.”, bukankah itu janggal? description narrating, menimbulkan makna un-identify, sudah
description, narrating lagi.
Selain itu, penulis
memakai beberapa kata yang sungguh sulit. Memang, seperti yang saya katakan di
atas, bahwa terkadang kata yang sulit itulah justru yang bagus. Tapi kasus ini
sudah berbeda. Amatilah! Kata loath,
sufferer, dan lingered, yang saya
sendiri tidak begitu tau apa artinya yang sebenarnya.
Di sini, saya juga
mengoreksi bahwa sebenarnya ada beberapa kalimat yang strukturnya perlu diubah
agar lebih bagus. Tidak salah, tetapi perlu
untuk memperindah narasi. Sebelum saya kasih tunjuk, saya ingin memberi
tahu bahwa dalam bahasa Inggris, (setidaknya menurut saya) kalimat positif yang
bermakna negatif lebih bagus dari kalimat negatif bermakna negatif, dan
sebaliknya kalimat negatif bermakna positif dibanding kalimat positif bermakna
positif. Contohnya: “I haven’t a friend” lebih bagus jika “I have no a friend”.
Lagi, arti bahasa Inggris “tidak dapat melakukan” adalah “can’t do something”.
Tetapi perhatikan kalau kita menggunakan “can do nothing”, kan terlihat lebih
indah dan berseni. Nah, jadi kalimat yang bisa kita ubah antara lalin, “He did not have desire for intimate
relationship with women.” kata bercetak miring dapat kita ganti menjadi have no.
tapi secara keseluruhan,
karangan narasi ini bagus!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar