Got My Cursor @ 123Cursors.com

Minggu, 06 November 2011

Resensi Karangan


Jadi begini, saya menemukan sebuah karangan, berupa narasi, pada soal ujian Mid Semester Genap kurang lebih 2minggu lalu. Entah mengapa aku menyukai karangan itu. Nah, kali ini saya ingin membuat resensi singkat mengenai kedua karangan tersebut. Hitung-hitung saya belajar buat resensi, minimal ceritalah seperti di bawah ini. Karena dulu, juga pernah disuruh buat resensi, tapi saya merasa agak sulit pada waktu itu. Sekarang dilatihnya.

Karangannya berjudul “The White Butterfly”. Narasi ini menceritakan seorang lelaki tua yang tidak mau menikah lagi seumur hidupnya demi menjaga kesetiaannya kepada calon istrinya dulu yang meninggal sebelum mereka menikah. Dan kini si istri menampakkan wujudnya dalam rupa seekor kupu-kupu putih kepada keponakan laki-lakinya karena si lelaki tua tersebut sedang sekarat akibat sakit. Tetapi akhirnya si lelaki tua itu pun meninggal dengan kesetiaannya yang tetap Ia jaga.
---
The White Butterfly
          And old man named Takaham lived in a little house behind of the temple of Sozanji. He was extremely friendly and generally liked by his neighbor, though most of them concidered him a little mad. That was because he was very old but he did not want to get married. He did not have desire for intimate relationship with women.
          One summer day he become verey ill, so ill, in fact, that sent for his sister-in-law and her son. They both came and did all they could to bring comfort during his last hours. While Takaham fell asleep, they watched a large white butterfly  flew into the room and rested  on the old man’s pillow. The young man tried to drive it away a fan, but it came back three times, as if it was very loath to leave the suffer.
At last Takaham’s nephew chased it out intothe garden, trough the gate, and into the cemetery beyond, where it lingered over a waman’s tomb, and then mysteriously dissappeared. On examing the tomb, he found the name “Akiko” written upon it, together with a description narrating how Akiko died when he was eighteen. Though the tomb was covered with moss and must have been erected fifty years previously, the boy saw that it was surrounded flower, and that the little water tank had been recently fillled.
          When the young man returned to the house he found that Takahama had passed away, and he returnes to his mother and told her whaat he had seen in cemetary.
          “Akiko?” murmured his mother. “When your uncle was young he has betrothed to Akiko. She died shortly before her wedding day. When Akiko left this world, your uncle resolved never to marry, and to live ever near her grave. For all these years, he was remained faithfull to his vow, and kept in his heart all the sweet memories of his one and only one love. Everyday Takahama went to the cemetery, wheter the air was fragrant with summer brezee or thick with falling snow. Everyday he went to her grave and prayed for her happiness, swept the tomb and set flower there. When Takaham was dying, and he could no longer perform his loving task, Akiko came for him. That white butterfly was her sweet and loving soul.”
---
Nah itulah ceritanya. Cerita yang sangat bagus menurut saya. Mampu membuat saya merinding, saya pribadi, heheh. Sebenarnya cerita yang menceritakan tentang seseorang yang tidak mau menikah lagi karena pasangannya lebih dulu meninggal, sudah sangat biasa dan telah menjamur. Tetapi ada daya tarik tersendiri yang dimiliki cerita ini, bukan? Mungkin karena struktur setiap kalimatnya sangat bagus (struktur yang sulit menurut saya) sehingga menambah nilai maknanya.
Kadang struktur yang tidak biasa, mampu membuat suatu karangan menjadi lebih indah. Contohnya : kita biasanya mengetahui arti bahasa Inggris “tidak dapat melakukan” adalah “can’t do something”. Tetapi perhatikan kalau kita menggunakan “can do nothing”, kan terlihat lebih indah dan berseni. Begitu juga pada narasi ini. Seperti “He did not have desire for intimate relationship with women,”, sebenarnya bisa saja penulis membuat “He didn’t wanna have a marriage anymore”.
Pemilihan kata yang sangat jempolan! Terkadang dalam bahasa Inggris, penggunaan kata yang tidak biasa, pengganti kata (ungkapan), yang tergolong sulit, justru memberi kesan yang sangat baik. Misalnya, “mimpi buruk” berarti “bad dream”, tetapi alangkah baik kalau diganti dengan “nightmare”, bukan? nah semua itu, dimiliki narasi ini. Terdapat di, “He did not have desire for intimate relationship with women,” (desire artinya keinginan) bisa saja penulis membuat “He did’t wanna intimate relationship with women. Tetapi penulis lebih memilih untuk menggunakan desire, dan sangat tepat! Lagi, “While Takaham fell asleep, they watched a large white butterfly  flew into the room and rested  on the old man’s pillow”, (rested;rest berarti terbaring;tidur;terletak), penggunaan rested pada kalimat itu menimbulkan kesan bahwa kata itu memiliki majas personifikasi, sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa kata rested berarti hinggap, karena untuk si kupu-kupu. Lagi, penulis lebih sering meggunakan cemetery dan tomb dibanding dengan grave untuk mengartikan kuburan.  Lagi, “ the young man tried to drive it away a fan”, di sini penulis ingin mengartikan “orang muda itu mencoba untuk mengusirnya (si kupu-kupu) dengan sebuah kipas” dan yang mengesankan, penulis memakai kata drive yang sebenarnya artinya mengedarai. Sama hal dengan rested tadi, menimbulkan kesan yang tidak biasa. Lagi, “Though the tomb was covered with moss and must have been erected fifty years previously”, kebanyakan biasanya kita akan membuat fifty years ago, bukan? Naaah. Dan terakhir, “When Akiko left this world,” bisa saja diganti dengan had passed atau died. Saya yakin kalian setuju, kan? Sangat mengesankan.
Pada narasi ini juga terdapat kalimat yang sebenarnya sudah sangat jelas, tetapi tetap dijelaskan lagi, yang menurut saya memberi bilai tambah makna. Akan saya tunjukkan. Terdapat di, “Everyday Takahama went to the cemetery, wheter the air was fragrant with summer brezee or thick with falling snow.” Sudah tercantum setiap hari! Kalau sudah dikatakan setiap hari, berarti tidak ada satu hari pun yang terlewatkan, bukan? Naah, tetapi masih juga dijelaskan wheter the air was fragrant with summer brezee or thick with falling snow (walaupun udara harum dengan wangi musim panas atau tebal dengan salju). Lagi, “When Takaham was dying, and he could no longer perform his loving task”, ya ampun! Siapa pun tau, kalau sudah meninggal, tak akan bisa lagi menunjukkan cintanya. Jangankan menunjukkan cintanya, bernapas saja pun sudah tidak bisa lagi. Tetap saja dijelaskan lagi. Tapi itulah yang mantap! Benar dan nyata.
Tetapi walaupun cerita ini sangat memuaskan, ada sedikit kejanggalan yang saya temukan. Seperti, “On examing the tomb, he found the name “Akiko” written upon it, together with a description narrating how Akiko died when he was eighteen.”, bukankah itu janggal? description narrating, menimbulkan makna un-identify, sudah description, narrating lagi.
Selain itu, penulis memakai beberapa kata yang sungguh sulit. Memang, seperti yang saya katakan di atas, bahwa terkadang kata yang sulit itulah justru yang bagus. Tapi kasus ini sudah berbeda. Amatilah! Kata loath, sufferer, dan lingered, yang saya sendiri tidak begitu tau apa artinya yang sebenarnya.
Di sini, saya juga mengoreksi bahwa sebenarnya ada beberapa kalimat yang strukturnya perlu diubah agar lebih bagus. Tidak salah, tetapi perlu untuk memperindah narasi. Sebelum saya kasih tunjuk, saya ingin memberi tahu bahwa dalam bahasa Inggris, (setidaknya menurut saya) kalimat positif yang bermakna negatif lebih bagus dari kalimat negatif bermakna negatif, dan sebaliknya kalimat negatif bermakna positif dibanding kalimat positif bermakna positif. Contohnya: “I haven’t a friend” lebih bagus jika “I have no a friend”. Lagi, arti bahasa Inggris “tidak dapat melakukan” adalah “can’t do something”. Tetapi perhatikan kalau kita menggunakan “can do nothing”, kan terlihat lebih indah dan berseni. Nah, jadi kalimat yang bisa kita ubah antara lalin, “He did not have desire for intimate relationship with women.” kata bercetak miring dapat kita ganti menjadi have no.
tapi secara keseluruhan, karangan narasi ini bagus!

Tidak ada komentar:


Got My Cursor @ 123Cursors.com

Got My Cursor @ 123Cursors.com

Got My Cursor @ 123Cursors.com